SELAMAT DATANG DI WEBSITE SEKOLAH DASAR NEGERI MUGI PANYUHU

Dina Dan Pelangi Impian

Sebuah dongeng pengayaan untuk Siswa Sekolah Dasar

Sunardi, S.Pd.I, Gr

11/16/20242 min read

Mugi Panyuhu, 23 November 2024

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi bukit hijau dan sawah yang luas, hiduplah seorang anak perempuan bernama Dina. Dina sangat suka menggambar, dan mimpinya adalah menjadi seorang pelukis hebat yang karyanya bisa dikenal di seluruh dunia. Setiap pagi, Dina membawa kertas dan pensil ke sawah, menggambar bunga, kupu-kupu, dan awan yang berarak di langit biru.

Namun, perjalanan menuju impiannya tidaklah mudah. Orang tua Dina, Pak Rano dan Bu Siti, merasa khawatir. Mereka ingin Dina fokus membantu di sawah agar keluarga mereka bisa makan.

"Dina, menggambar itu hanya buang-buang waktu," kata Pak Rano suatu hari. "Kamu harus membantu ibu menanam padi."

Dina menunduk. Tapi di dalam hatinya, ia tidak mau menyerah. Ia tahu, menggambar adalah mimpinya, dan ia percaya suatu hari gambarnya akan membawa kebahagiaan bagi banyak orang.

Karena harus membantu orang tua, Dina hanya punya waktu sedikit untuk menggambar. Tapi ia tidak patah semangat. Setiap malam, meski lelah, ia menyalakan lampu minyak dan menggambar di sudut rumah. Kadang-kadang matanya mengantuk, tapi ia tetap berusaha.

"Jika aku terus berlatih, aku pasti akan menjadi lebih baik," pikir Dina.

Pada suatu hari, pensil satu-satunya milik Dina patah. Ia tidak punya uang untuk membeli yang baru. Sedih, tapi tidak mau menyerah, Dina mulai menggunakan arang dari dapur untuk menggambar. Gambar-gambarnya tetap indah, bahkan lebih hidup karena warna hitam pekat dari arang.

Kreativitas Dina menarik perhatian seorang pedagang keliling bernama Pak Banu. Saat melihat Dina menggambar di pinggir jalan dengan arang, Pak Banu kagum. Ia memberinya hadiah: sekotak cat air kecil.

"Gunakan ini untuk membuat dunia lebih berwarna, Nak," kata Pak Banu.

Saat Dina mulai mencoba cat air, ia merasa kesulitan. Warna-warnanya sering bercampur tak rapi, dan gambarnya tidak sebagus yang ia harapkan. Ia hampir saja menyerah.

Tapi di tengah rasa putus asanya, ia melihat pelangi di langit setelah hujan. Pelangi itu membuatnya tersadar: "Bahkan hujan pun harus datang sebelum pelangi muncul. Aku harus terus mencoba."

Dengan semangat baru, Dina mulai berlatih lagi. Ia mencoba dan mencoba sampai akhirnya ia berhasil membuat lukisan pelangi yang indah.

Suatu hari, seorang guru seni dari kota besar datang ke desa. Ia melihat lukisan Dina dan langsung terpesona. "Dina, kamu punya bakat luar biasa. Aku ingin kamu ikut pameran seni di kota."

Dina sangat bahagia. Meskipun perjalanan ke kota penuh tantangan, ia berhasil mengikuti pameran itu. Karya-karyanya membuat banyak orang terinspirasi, dan impiannya menjadi pelukis mulai terwujud.

Ketika pulang ke desa, Dina membawa hadiah besar: rasa bangga dan keyakinan bahwa impian bisa diraih dengan usaha dan pantang menyerah. Kini, ia juga mengajar anak-anak di desanya menggambar, agar mereka tahu bahwa mimpi tidak pernah terlalu jauh untuk digapai.

Pesan Moral

Dalam hidup, akan selalu ada rintangan saat kita mengejar mimpi. Tapi, dengan kerja keras, kreativitas, dan keyakinan, impian kita bisa menjadi nyata. Jangan pernah menyerah, karena seperti pelangi, keindahan akan muncul setelah perjuangan panjang.